Sponsor

Sabtu, Januari 16, 2010

Dibekap Ibu Kandung, Bocah 2 Tahun Tewas

JAKARTA, MP - Tatkala banyak wanita merindukan anak, namun ibu yang satu ini justru sebaliknya. Darah dagingnya yang dilahirkan dengan susah payah dua tahun lalu justru mati di tangannya. Mengenaskan. Dan tentu saja warga Jalan Kartini 13, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jumat malam dan hingga Sabtu pagi tadi geger dan gemas melihat sikap Manda.

Peristiwa itu terjadi pukul 21.30, di Jalan Kartini 13 RT 011/011 Kelurahan Kartini, Sawah Besar. Ketika itu yang ada di tempat kos tersebut hanya Manda, 25, dan putri semata wayangnya Anisa, yang baru berumur 2 tahun.Sementara suaminya, Safrudin, 28, mencari nafkah jadi penjual sate padang di daerah Buaran, Klender, Jakarta Timur.

Entah kenapa, sejak sore memang Anisa rewel. Setan apa yang merasuk di hati Manda. Ia lalu langsung membekap mulut Anisa yang tengah menangis. Tidak tanggung-tanggung, mulut Anisa dibekap hampir 30 menit.

Bukannya buru-buru sadar, ini malah makin menjadi-jadi. Wajah mungil Anisa tersebut kemudian ditampar berulang kali. Tidak itu saja ada bekas luka di lehernya.

Setelah melihat anaknya terkulai, Manda lalu menelepon suaminya yang tengah jualan sate. Manda mengatakan kalau Anisa tidak ada. Semula Safrudin mengira anaknya menghilang dari rumah. Oleh karena itulah ia buru-buru pulang.

Betapa kagetnya lelaki asal Padang ini menumukan putrinya terbujur kaku di tempat tidur di tempat kosnya yang sempit. Buru-buru dia melarikan Anisa ke RS Husada. Rupanya bocah malang itu telah dipanggil pemilik abadinya.

Untuk pengusutan lebih lanjut, mayat bocah malang itu dibawa ke RSCM . Sementara Manda telah diamankan di Polres Metro Jakarta Pusat dan hingga kini masih dimintai keterangan.

Diduga motif pembunuhan itu karena tekanan ekonomi. Manda wanita asal Palembang ini rupanya tidak mensukuri bahwa suaminya hanya seorang pedagang sate dan hidup di tempat kos sederhana.

Diakui oleh tetangganya seperti Fifin, 25, selama ini Manda galak terhadap Anisa dan sering memukuli anak kandungnya itu. “Kita juga heran kayak anak tiri aja diberlakukan,”terang Fifin. (red/*pk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails