Sponsor

Kamis, November 12, 2009

Motif Pembunuhan Model Cantik Masih Gelap

JAKARTA, MP - Kepolsian Sektor Tanjung Duren telah mengantoni identitas pelaku pembunuhan Setyanti Dwi Retno, seorang model yang tewas di Apartemen Mediterania, Kebon Jeruk Jakarat Barat. Dari hasil pemeriksaan sejumlah saksi, petugas telah mengantongi identitas pelaku pembunuhan model yang akrab dipanggil Tia itu.

Menurut Kapolsek Tanjung Duren, Komisaris Joni Iskandar, identitas pelaku sudah didapatkan setelah pihaknya memperoleh informasi dari pembantu rumah korban, teman-teman korban dan rekaman CCTV di apartemen tersebut. "Kita sudah minta keterangan tujuh orang saksi, dan meminta rekaman CCTV. Identitas pelaku sudah kita ketahui," ujarnya, Kamis (12/11).

Dari hasil indentifikasi, korban dipastikan tewas akibat hantaman benda tumpul di bagian kepala dan pelipis. Mayat korban ditemukan dalam keadaan mengenaskan di kamar Apartemen Mediterania tower HE lantai 25, Tanjung Duren, Rabu 11 November 2009, pukul 13.30 WIB. Saat ditemukan posisi mayat dalam keadaan tertelungkup dan hanya mengenakan pakaian dalam.

Menurut Joni Iskandar, pembunuhan terhadap model yang berusia 24 tahun itu diduga telah direncanakan oleh pelaku.“Salah satu indikasinya ialah ada martil lokasi. Padahal menurut teman-teman dan pembantu korban, tidak pernah ada martil di sana,” kata Joni.

Seperti diberitakan sebelumnya, model cantik ini pertama kali ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa oleh pembantunya di kamar tower HE lantai 25 pada Rabu 11 November 2009, pukul 13.30. Kondisi tubuh Setyanti pada waktu itu sudah mulai membengkak.

Dari hasil identifikasi awal ditemukan sejumlah luka pukulan benda tumpul di kepala bagian belakang korban. Tas korban juga ditemukan dalam keadaan kosong. Padahal, kata Joni, dari keterangan teman-teman korban, tas ini biasanya selalu terisi barang-barang berharga.

Joni menduga isinya telah dikuras oleh pelaku sebelum kabur. Inilah yang kemudian diterjemahkan polisi bahwa pelaku kemungkinan besar punya motivasi ekonomi dibalik pembunuhan.

Tamu Pria

Sementara pembantu Tia, Aam menuturkan, sebelum ditemukan tewas Tia sempat menerima tamu pria pada Senin (9/11) berinisial F di kamarnya di Apartemen Mediterania, Jakarta Barat. F masih muda dan mengenakan sweater warna merah.

"Sekitar pukul 10.30 WIB, datang teman Mbak Tia, inisialnya F. Tidak lama, saya disuruh turun sama Mbak Tia ke lobi. Katanya, ada temannya yang mau datang. Terus saya dikasih handphone temannya Mbak Tia (F). Nanti, kalau temannya datang, saya
ditelepon, disuruh ngajak dia ke kamar," kata Aam, di rumah duka, Jalan H Kahfi, Gg Cermai RT 7 RW 4 nomor 15 A, Kampung Kandang, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Tidak lama kemudian, kata AAM, F turun menemuinya di lobi. "Si F pakai sweater merah, orangnya kalau dibilang cowok ganteng. Tetapi kalau jadi perempuan juga cantik, agak-agak kayak gitu," ujar Aam.

Menurut dia, usia F masih muda, sekitar 19 hingga 20 tahun."Dia minta handphonenya. Lalu saya kasih. Dia bilang ke saya, Mbak Tia lagi tidur, jangan diganggu dulu ya. Saya bilang, iya, saya di sini," kata Aam.

Pukul 14.00 WIB, lanjut Aam, ada tukang rambut Tia datang. "Terus saya sama tukang rambutnya naik ke kamar. Terus saya gedor-gedor pintunya, tetapi Mbak Tianya nggak bangun. Saya kira Mbak Tia pergi," kata dia.

Aam mengatakan, tukang rambut itu langsung pergi karena ada janji di tempat yang lain. "Saya tungguin terus di situ. Saya tidurnya di lobi karena Mbak Tia belum pulang juga," kata Aam.

Sejak hari itu Aam 'terdampar' di lobi apartemen hingga dua hari karena tidak bisa masuk ke dalam unit majikannya. Dia menambahakan, sejak menerima tamu pria berinisial F pada Senin (9/11) kamar tia terus terkunci hingga pacarnya Soni datang ke apartemen. Soni pun curiga dan mendobrak kamar dan Tia ditemukan tewas di kamar mandi.

Menurut Aam, Soni lalu mendobrak kamar Tia pada pukul 11.00 WIB."Terus jam 11.00 WIB pintu didobrak. Saya cuma lihatin saja. Begitu pintu didobrak, ada bau busuk. Saya di luar. Tetapi, Mbak Tia ditemukan di kamar mandi, sudah nggak ada. Saya bingung, terus menangis," ujar Aam.

Ibunda Setianti Dwi Retno, Yuni Ardiah, masih syok dengan kepergian putrinya.
"Ibunya masih syok, maklum Tia juga tulang punggung keluarga ini," kata Eko, salah satu kerabat keluarga Tia di rumah duka.

Saat ini, Yuni tinggal bersama adik Tia. Suaminya tinggal di Yogyakarta. Di lingkungan rumah yang ditinggali orang tuanya, Tia lebih dikenal dengan Retno.

"Di sini mah kita kenalnya mba Retno, bukan Tia. Makanya kita binggung waktu lihat di TV, kok Tia namanya," kata seorang ibu yang tinggal di dekat rumah orang tua Tia. (cok)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails