MEDAN, MP – Meski sempat dirawat di Rumah Sakit Sibolga, Esron Nababan, wartawan Koran Radar yang juga Ketua Lembaga Republik Corruption Watch (RCW) Sibolga, Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, akhirnya menghembuskan napas terakhirnya.
Korban meninggal diduga akibat dianiayai oleh oknum PNS Disdik Tapteng, HM.Terkait kasus tersebut Kepolisian Daerah Sumatera Utara akan mengusutnya.
Kasubbid Dok Liput Bidang Humas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan, mengatakan kasus penganiayaan wartawan Esron Nababan tetap diproses Polres Tapteng. Pihak kepolisian masih menunggu hasil visum korban.
“Visumnya belum keluar. Kalau terbukti penyebab kematian korban karena penganiayaan, pelakunya pasti ditahan,” tegas Nainggolan.
Pimpinan RCW, Ratno, mengaku sangat kehilangan sosok Esron. Karena itu, pihaknya mendesak Polda Sumut mengusut tuntas kasus kematiannya, diduga kuat karena penganiayaan.
Disebutkannya, korban tak segan-segan membuat laporan dugaan penyelewengan keuangan negara ke Kejatisu, Polda Sumut dan juga KPK di Jakarta. Esron Nababan, sebut Ratno, kerap mendapat ancaman dari orang-orang yang tak senang terhadap kevokalannya mengungkap kasus korupsi.
Dijelaskannya, penganiayaan Esron berawal dari upaya mengungkap kasus penyelewengan diduga dilakukan oknum Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Tapteng, Drs MR.
Kemudian, lanjut Ratno, Senin (18/1), korban dianiaya oknum PNS Disdik Tapteng, HM. Penganiayaan itu membuat Esron Nababan harus dirawat di rumah sakit. Kasusnya kemudian dilapor ke Polsek Pandan dengan No.LP:STPL/06/I/2010/TPG/Pandan diterima Briptu Surya Aritonang.
Setelah peristiwa penganiayaan itu, korban sering mengeluh kepalanya sakit. Kondisi itu kian parah hingga Sabtu (6/2) kondisi Esron semakin memburuk. Pihak keluarga membawa ke rumah sakit di Sibolga hingga, Esron Nababan, meninggal dunia. (red/*pk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar