Sponsor

Selasa, Januari 12, 2010

Si ‘Sopir Maut’ Jadi Gembong Pencuri

JAKARTA, MP – Belasan tahun silam, Ramses dijuluki sebagai ‘sopir maut’ yang menewaskan 20 penumpang Metromini akibat nyemplung ke Kali Sunter, Tanjung Priok, Jakut. Kini ia beralih profesi jadi gembong pembobol rumah kosong bersama tiga anggota kompolotannya.

Marojohan Silitonga alias Ramses, (49), yang divonis 15 tahun penjara dan menjalani hukuman selama 10 tahun, dibekuk aparat Polsek Tanjung Duren, Senin (11/1) kemarin. Ia memimpin pencurian di Salon Asuan Jalan Seni Budaya Raya, Jelambar, Jakarta Barat. Bersama tiga anak buahnya, Yoris Togas, 48, Erikson P Simbolon, 27, dan Eka Butar-Butar, 37, kini ia mendekam di bui.

Pengakuan Ramses, setelah keluar penjara tahun 2002 ia ingin tinggal bersama keluarga saja di Tapanuli Utara, Sumut. Lantaran hidup di daerah tak kerasan dan sulit mendapat uang untuk menghidupi istri dan dua anaknya, akhirnya ia kembali ke Jakarta dan menjadi sopir taksi tembak.

Selama hampir tujuh tahun malang melintang sebagai sopir taksi, sekitar tujuh bulan lalu Ramses bersama beberapa temannya rupanya jadi maling. Dia mengaku sudah 9 kali membobol rumah kosong di daerah Penjaringan, Jakut, daerah Gambir, Jakpus, di Cengkareng dan empat kali di Tanjung Duren.

Intai Rumah

Sebelum beraksi, kawanan ini mensurvei rumah yang bakal menjadi sasaran. Barang-barang yang digasak beragam, mulai dari uang, barang elektronik, perhiasan dan barang lainnya. Hasil kejahatan diangkut pakai taksi lalu dijual kepada penadah.

Aksi yang dilakukan komplotan ini Jumat (8/1) lalu dinihari tak berjalan mulus. Saat menyatroni Salon Asuan di Jalan Seni Budaya Raya RT05/05 Kel. Jelambar Baru, dipergoki anggota Buser Polsek Tanjung Duren pimpinan Kanit Reskrim Iptu Johari Bule. Komplotan ini diringkus.“Saya melakukan semua ini karena mencari nafkah sebagai sopir taksi tidak mencukupi kebutuhan keluarga,” kilah Ramses yang mengaku masih hobi menenggak minuman keras ini.

Saat ditanya soal musibah yang menewaskan 20 penumpang Metromini pada tahun 2002, menurutnya seumur hidup ia sulit melupakan. “Meskipun kesalahan itu sudah ditebus dengan hukuman 10 tahun, tetapi saya merasakan betapa sedihnya keluarga korban,” katanya.

Sering Beraksi

Menurut Kapolres Jakarta Barat Kombes Drs A Kamil Razak SH,MH, komplotan Ramses diduga lebih dari 9 kali beraksi dan setiap beroperasi membawa linggis untuk merusak gembok. “Waktu ditangkap, komplotan Ramses Cs sedang merusak gembok akan membongkar salon,” jelas kapolres didampingi Kapolsek Tanjung Duren, Kompol Joni Iskandar.

Sebelum beraksi, lanjut kapolres, mereka kumpul di kawasan Duta Mas Jelambar bersama beberapa rekannya sesama sopir taksi tembak untuk merencanakan kejahatannya. Mereka berputar-putar mencari sasaran rumah, ruko atau gudang yang akan disatroni.
Polisi masih mengembangkan kasus ini, diduga ada komplotan lainnya yang menjadi anak buah Ramses.

“Kami masih mengejar penadah barang curian dan menyelidiki komplotan lainnya,” tandas kapolres. (red/*pk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails