Korup Dana Hutan Mangrove, Dituntut 7 Tahun

JAKARTA, MP - Alan Abdurahman dan Tati Sumiati, dua terdakwa dalam kasus dugaan korupsi proyek rehabilitasi hutan mangrove di Kepulauan Seribu, Selasa (29/12), dituntut 7 tahun penjara.

Dalam sidang yang digelar di PN Jakarta Pusat, oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) keduanya juga dituntut untuk mengembalikan uang negara sebesar Rp3,5 miliar lebih dalam tempo satu bulan secara tanggung renteng, serta denda masing-masing sebesar Rp 200 juta.

Terdakwa Tati yang merupakan karyawan PT Warna Pramudita, dituntut uang ganti rugi sebesar Rp 1,4 miliar. Sementara terdakwa Alan Abudrahman sebesar Rp 2,7 miliar.

Dalam tuntutannya, jaksa memaparkan perbuatan kedua terdakwa yang diduga kuat telah melanggar pasal 2 ayat1 jo pasal 18 UU Nomor 31 tahun 1997 jo UU no.20 Tahun 2002 tentang korupsi.

Terdakwa Tati Sumiati, papar jaksa, telah menyuruh terdakwa Alan Abdurahman, untuk ikut tender proyek pembuatan model tanaman rehabilitasi Mangrove di Kepulauan Seribu,pada tahun 2007.

Untuk hal ini, Alan sebagai Direktur CV Bunga Lestari, mendapat fee sebesar 10 persen dari nilai kontrak. Setelah memenangkan tender, Alan pun menyerahkan uang kepada Tati Sumiati sebesar Rp 5 miliar untuk pemberian mangrove sebanyak 4.340.800 batang.

Rupanya hal ini hanya akal-akalan mereka, karena ternyata sebelum tender sudah dilakukan penanaman mangrove. Hanya tersisa sekitar 18,5 persen saja lahan yang belum tertanami mangrove.

Guna menutupi sisa lahan yang belum tertanam mangrove tersebut, Tati menyerahkan uang kepada sekitar 32 kelompok usaha tani di Kepulauan Seribu sebesar Rp2,1 miliar untuk membeli bibit mangrove.

Artinya, menurut jaksa, dengan nilai proyek sebesar Rp 5 miliar lebih, maka kedua terdakwa telah menikmati uang negara senilai Rp 3 miliar lebih.

Majelis hakim memberikan waktu hingga 6 Januari 2010 kepada kedua terdakwa untuk mengajukan pembelaan (pledoi) terhadap tuntutan jaksa ini. (red/*b8)