JEPARA, M86 - Sungguh tega. Seorang gadis idiot asal Desa Bondo, Kecamatan Bangsri, Jepara, Jateng, menjadi korban pencabulan hingga hamil 8 bulan. Polisi kesulitan mengurai kasusnya karena keterbatasan komunikasi korban.
Dengan didampingi ayahnya, Mastur, aktivis Aliansi Perlindungan Perempuan dan Anak (APP) Jepara, serta seorang guru SLB Agus Saptono, Bunga - sebut saja begitu, mengadu untuk ketiga kalinya ke Polres Jepara, Jl KS Tubun, Jepara, Senin (28/2).
Gadis berusia 16 tahun dengan keterbatasan bicara dan pendengaran itu sebetulnya telah dua kali diperiksa di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres sejak melaporkan kasusnya 9 Desember 2010 lalu. Namun hingga kini polisi tak kunjung menetapkan tersangka atas kasus tersebut.
"Saya tidak tahu siapa yang melakukannya. Ia menunjuk empat orang. Saya harap polisi segera mengungkapnya," kata Mastur.
Berdasarkan komunikasi yang sangat terbatas, baik dengan ayahnya maupun guru SLB, Bunga menyebut-nyebut empat nama yang ternyata tetangga dekat korban. Diduga, keempat orang itulah pelaku pencabulan. Mereka adalah EBU, Her, Roh, dan Jua.
Aktivis APPA mendesak polisi mengusut tuntas kasus tersebut. Polisi diharapkan melakukan reka ulang berdasarkan keterangan korban. "Memang sulit, tapi harus dilakukan agar kasus ini terungkap," kata Ketua APPA, Hindu Anisa.
Sementara, Kapolres Jepara AKBP Ruslan Ependi melalui KBO Satreskrim Iptu Rismanto mengaku cukup kesulitan mencari dan menetapkan tersangka karena keterangan korban tidak begitu jelas. Namun, ia meyakinkan bahwa pihaknya tidak tinggal diam. Empat orang yang disebut-sebut sudah diperiksa.
"Mereka tak mengakui pengakuan korban, karena itu belum bisa ditetapkan sebagai tersangka. Kami masih mengembangkan kasusnya," katanya. (jek/*dtc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar