JAKARTA, MP - Kerja keras dan kesadaran tinggi yang dimiliki warga, Jakarta Utara akhirnya di bulan Oktober ini berhasil tercatat sebagai wilayah dengan kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) terendah. Bahkan di empat kelurahan tidak terdapat sama sekali kasus DBD atau nol.
Berdasarkan hasil Survailanse Dinas Kesehatan Provinsi DKI pada tanggal 4 November 2010, maka dibandingkan dengan empat wilayah lainnya, yang kasus DBD nya berada di angka 200 kasus, maka untuk bulan Oktober ini Jakarta Utara hanya terjadi 199 kasus.
Ini juga mengalami perbaikan dibandingkan bulan September yang tercatat 374 kasus. Sedangkan kelurahan Marunda, Sukapura, Rawabadak dan kamal Muara menjadi kelurahan bersih dari kasus DBD. Khusus di Jakarta Utara, tiga kelurahan dengan angka kasus DBD terkecil di samping empat kelurahan tadi adalah Rawabadak Selatan (14 kasus), Marunda (19), dan Kamal Muara (21).
Wakil Walikota Jakarta Utara, Mangara Pardede mengatakan hasil survei tersebut patut disyukuri karena akhirnya hasil kerja keras warga Jakarta Utara berbuah hasil positif. Kasus DBD bisa ditekan bahkan diminimalisir sekecil mungkin.
"Kita harus syukuri hal ini, ini bukti kerja keras dan kesadaran kita semua dalam mengentaskan kasus DBD. Tapi hasil ini harus tetap kita pertahankan," ujar Wakil Walikota saat melakukan Monitoring PSN di RW01, Kelurahan Pademangan Barat, Jumat (5/11) kemarin.
Menurut Wakil, kalau kesadaran menjaga kebersihan ini tetap dipertahankan dan bisa ditularkan kepada warga yang lain, maka tidak tertutup kemungkian seluruh wilayah di jakarta Utara bisa bebas dari kasus DBD.
"Kita tentu semua senang kalau tidak ada lagi kasus DBD yang merupakan penyakit mematikan itu di wilayah kita. Jadi sekali lagi saya minta dan berharap hal-hal seperti ini bisa lebih ditingkatkan lagi," pesan Wakil Walikota.
Lurah Pademangan Barat Purnomo mengatakan wilayahnya setelah dievaluasi bebas dari jentik. Sehingga selama ini kelurahan Pademangan Barat belum pernah mendapat rapor merah.
"Tentunya dengan kehadiran pak Wakil ini bisa menambah semangat para jumantik dan warga di rw ini dalam mengantaskan kasus DBD," tukas Purnomo.
Upaya yang dilakukan selama ini, kata Purnomo, dengan menciptakan kader jumantik mandiri dalam setiap rumah. jadi para Jumantik yang memang beertugas setiap JUmat, menularkan kemampuan mereka kepada pemilik rumah agar bisa menjadi Kader Jumantik Mandiri.
"Kalau sudah bisa menjadi kader jumantik mandiri, maka pemeriksaan jentik di rumah masing-masing bisa lebih efektif," kata Purnomo.
Sementara di RW 14, Kelurahan Penjaringan, Sekko Jakarta Utara Tri Kurniadi meminta agar masyarakat dengan petugas jumantik memiliki komitmen dalam menjalankan upaya mengentaskan kasus DBD.'
"Buatlah komitmen tertentu, jika ada warga yang enggan rumahnya di periksa tim jumantik, maka ada denda atau sanksi tertentu. tapi ini harus berdasarkan kesepakatan antara warga dan petugas sehingga di kemudian hari tidak ada masalah," pesan Sekko.
Komitmen itu, kata Sekko, bisa dijadikan salah satu pendorong bagi seluruh warga untuk mau ikut serta aktif dalam mengentaskan kasus DBD.
"Toh kalau semua sehat, yang senang kan warga sendiri juga. jadi mari sama-sama punya komitmemn dan kerjasama yang baik," tambah Sekko.
Di kelurahan Pademangan Barat tercatat 10 kasus DBD sedangkan di Penjaringan tercatat 10 kasus juga. pada bulan oktober 2010. (cok)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar