KEDIRI, MP - Biadab! Tak ada lagi kata yang pantas untuk melukiskan perilaku Eko Santoso (27). Pria ini tega membunuh istrinya, Rahayu Tri Wahyuni (23). Kemudian, dengan dinginnya, dia meniduri jasad sang istri sebelum digantung di kuda-kuda rumah.Sungguh di luar akal sehat apa yang dilakukan Eko terhadap istrinya itu, Rabu (22/9) dini hari. Hanya karena marah setelah dituduh sang istri berselingkuh dengan wanita lain, Eko berubah bak seorang pembunuh berdarah dingin.
Leher sang istri dijeratnya dengan kain selendang hingga tewas. Dalam kondisi tak bernyawa, pria ini menyetubuhi jasad Tri. Usai melampiaskan libidonya, Eko menggantung jasad sang istri di kuda-kuda atap rumah yang ada di dalam kamar, sehingga mengesankan kalau korban tewas bunuh diri.
Dia lantas mengabarkan kepada keluarga, kalau korban tewas gantung diri. Namun, kebohongan Eko terungkap setelah polisi datang ke lokasi kejadian.
Ada sejumlah kejanggalan yang ditemukan di lokasi kejadian dan Eko akhirnya mengakui bahwa dialah yang menghabisi nyawa sang istri.
Keterangan yang diperoleh, kasus pembunuhan yang membetot perhatian warga ini didahului dengan pertengkaran hebat antara pelaku dan korban.
Pasalnya, sang istri mencurigai sang suami yang bekerja sebagai sopir truk berselingkuh, karena sering keluar malam.
Perang Mulut
Sebelum kejadian, Eko memang keluar bersama temannya, Iwan (24), dengan alasan mencari makan. Keduanya lalu pulang sekitar pukul 22.00.
Sesampai di rumah, Eko disambut sang istri di teras rumah sambil menggendong putra semata wayangnya, Diva (2). "Istri saya langsung marah-marah, dan menuduh saya dari lokalisasi," aku Eko saat menjalani pemeriksaan di ruang Satreskrim Polres Kediri.
Pasutri yang menikah pada akhir 2007 lalu itu pun terlibat perang mulut. "Tidak hanya sekali, dia sering menuduh seperti itu (selingkuh -Red) padahal tidak. Saya jadi jengkel," jelas Eko membela diri.
Karena kesal, tiba-tiba muncullah niat untuk menghabisi nyawa istrinya. Selanjutnya, Eko merencanakan saat yang tepat untuk beraksi. Waktu jahanam itu tiba saat Tri sedang tidur bersama anaknya, sekitar pukul 01.00.
Eko menyelinap masuk ke kamar, namun ternyata sang istri belum sepenuhnya terlelap. Malah, sang istri melanjutkan kemarahannya. Melihat istrinya masih mengomel, kekesalan Eko kian membuncah. Ia pun memanggil istrinya untuk keluar kamar.
"Saya panggil untuk keluar, begitu sampai di depan pintu kamar, lehernya langsung saya jerat menggunakan selendang," jelasnya.
Kemudian, pelaku menyeret tubuh istrinya ke kamar sebelah. Di kamar tersebut, pelaku kembali mencekik leher istrinya menggunakan tangan hingga tewas. "Saya cekik sampai dia lemas, dan tidak bernapas," terangnya.
Setubuhi Agar Dimaafkan
Setelah mengetahui istrinya mati dan didera perasaan panik, tiba-tiba di otak Eko muncul ide untuk menyetubuhi mayat istrinya. Pelaku pun melucuti pakaian korban dan kemudian menyetubuhinya yang terakhir kali. Pria ini beralasan, meniduri mayat istri agar sang istri memaafkan dirinya.
Menurut Eko, kebiasaan istrinya ketika sedang marah, baru memaafkan kalau diajak berhubungan intim. "Biasanya ya begitu, marah seperti apa pun, kalau sudah saya ajak berhubungan intim dia pasti luluh," kata Eko seraya menundukkan kepala.
Setelah menggantung tubuh istrinya, pelaku mendatangi rumah orangtuanya yang berada tak jauh dari rumah. Kepada ayah dan ibunya, Eko mengaku bahwa istrinya tewas gantung diri. Kemudian Eko mengajak kedua orangtuanya melihat jenazah korban.
"Sekitar pukul 05.00, dia datang ke rumah, dan bilang istrinya bunuh diri," kata Ny Mujiati (52), ibu Eko.
Mendengar kabar itu, Mujiati beserta suaminya, Sumaji (55), mendatangi rumah anaknya. Ternyata benar, sampai di lokasi Mujiati dan Sumaji melihat tubuh menantunya menggantung di atas blandar kamar.
Kabar kematian Tri kemudian didengar tetangga korban pada pagi harinya. Kepada para tetangga, pelaku mengaku istrinya mati biasa karena sakit. Para tetangga pun percaya dan kemudian menyiapkan perlengkapan untuk memandikan jenazah korban dan memakamkannya.
Namun, saat hendak dimandikan, petugas kepolisian mendatangi lokasi. Polisi mendapat informasi, kalau ada orang gantung diri di lokasi.
"Kami mendapat laporan, kalau ada peristiwa gantung diri tapi tidak dilaporkan," ujar Kasubag Humas Polres Kediri AKP Mansyur.
Janggal
Karena peristiwa tersebut gantung diri, kemudian petugas melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi. Dari hasil olah TKP petugas mendapati banyak kejanggalan.
Melihat kejanggalan tersebut, kemudian petugas membawa jenazah korban ke RSUD Palem, Pare, Kediri, untuk divisum. Dari hasil visum luar, ternhyata benar korban tak mati gantung diri. Korban dinyatakan sudah mati sebelum digantung.
"Kalau bunuh diri biasanya kakinya menghitam dan lidahnya menjulur, tapi saat ditemukan kondisinya tidak seperti itu," ujarnya.
Setelah diperiksa secara intensif, Eko akhirnya mengakui perbuatannya itu. Saat ini, dia sedang dalam pemeriksaan di Polres Kediri. (red/*wk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar