JAKARTA, MP - Ketua Bidang Advokasi Wartawan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Torozatulo Mendrofa, menyesalkan sikap para wartawan bekas harian Berita Kota yang menerima pesangon dari pemilik lama Berita Kota, Rudy Susanto.
Jika memang jumlah yang diterima tidak sesuai dengan Pasal 163 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, seharusnya pada 27 Januari karyawan Berita Kota menolak pesangon. "Tapi bukan berarti kami menyalahkan sikap karyawan Berita Kota," kata Toro.
Hasanudin, eks-Asisten Redaktur Eksekutif Berita Kota, mengakui saat Rudy menyampaikan pindah tangannya manajemen Berita Kota sekaligus memberi pesangon yang tak sesuai dengan Pasal 163, ia dan karyawan lain tidak menyampaikan protes. "Saat itu kami dalam keadaan tertekan dan tidak dalam posisi berunding," kata Hasan.
Selain itu, Toro menganggap pemecatan karyawan yang dilakukan manajemen lama Berita Kota memang tak sesuai Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 karena tidak ada proses perundingan antara manajemen lama, dengan karyawan. "Seharusnya ada pembicaraan terlebih dulu. Dan setelah itu, karyawan punya hak untuk menerima atau pun menolak putusan manajemen," ujar Toro.
Sebanyak 144 karyawan di Berita Kota dipecat pada Rabu pekan lalu. Pemimpin umum perusahaan, Rudy Susanto, mengatakan seluruh saham Berita Kota dijual kepada PT Metrogema Media Nusantara, salah satu anak perusahaan Kompas Gramedia Group.
Pertemuan Manajemen
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) berjanji akan membantu penyelesaian kasus pemutuskerjaan karyawan Berita Kota. "Kami akan membantu secara musyawarah, asalkan mereka (ekskaryawan Berita Kota) mencabut tuntutan mereka di Suku Dinas Tenaga Kerja," kata Toro.
Usai kongres PWI di Palembang pada 9 Februari, rencananya PWI akan mempertemukan manajemen lama Berita Kota, dengan manajemen baru harian tersebut. "Mungkin akan kami pertemukan pada 15 Februari di kantor PWI," ujar Toro.
PWI menurut Toro, prihatin dengan nasib para eks karyawan Berita Kota. "Wartawan yang biasanya menulis soal ketidakadilan, kini mendapat ketidakadilan justru dari pihak media sendiri," kata dia. Itu lah dunia pers Indonesia. (red/*bj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar